Bapa, Ajarilah Kami berdoa
( Belajar dari Sikap dan Tindakan Fransiskus )
Teks Renungan dari karya Thomas dari Celano, Fransiskus dari Pada waktu itu saudara-saudaranya meminta kepadanya, untuk mengajar mereka berdoa; sebab betul mereka hidup dalam kesederhanaan hati, namun mereka belum juga mengenal sembahyang berkala gerejani. Maka sahutnya kepada mereka: “Apabila kamu berdoa, katakaniah: “Bapa kami, …”, dan: “Kami menyembah Engkau, Tuhan Yesus Kristus, di sini dan di semua gereja-Mu, yang ada di seluruh dunia, dan kami memuji Engkau, sebab Engkau telah menebus dunia dengan salibmu yang suci”.
Ini diusahakan saudara-saudara, murid-murid bapak yang saleh, untuk ditepati dengan sesaksamanya, sebab mereka berusaha memenuhi secermat-cermatnya, bukan hanya apa yang dikatakan bapak St. Fransiskus kepada mereka sebagai nasihat persaudaraan atau perintah kebapaan, tetapi juga apa yang dipikirkan; bukan hanya apa yang diperintahkan, tetapi juga apa yang diharapkan, yaitu: “Seorang saudara yang menjadi bawahan harus segera taat sepenuhnya kepada saudara yang menjadi atasan”.
Maka di mana saja gereja berdiri, mereka membungkuk sampai ke tanah, pun kalau mereka tidak berada di sana tetapi bagaimanapun juga melihatnya dari jauh, dan dengan menundukkan badan dan jiwa ke arahnya, mereka menyembah Allah yang Mahakuasa sambil berkata: “Kami menyembah Engkau, Tuhan Yesus Kristus, di sini dan di semua gereja-Mu, yang ada di seluruh dunia, dan kami memuji Engkau, sebab Engkau telah menebus dunia dengan salibmu yang suci”, sebagaimana telah diajarkan bapak suci kepada mereka. Dan yang tidak kurang menakjubkan ialah bahwasanya mereka melakukan itu pula di mana saja mereka melihat salib atau tanda salib, entah di tanah entah di dinding, entah di pohon entah di pagar-pagar jalan.
Renungan:
Doa “Kami menyembah Engkau, Tuhan Yesus Kristus, di sini dan di semua gereja-Mu, yang ada di seluruh dunia, dan kami memuji Engkau, sebab Engkau telah menebus dunia dengan salibmu yang suci”, menyadarkan keberadaan dan tugas kita di hadapan Allah.
Doa yang indah ini selalu di doakan oleh St. Fransiskus dari
Kami menyembah Engkau, Tuhan Yesus Kristus
Doa dibuka dengan “Kami menyembah Engkau, Tuhan Yesus Kristus”. Kata-kata ini menunjukkan apa yang hendak kita lakukan dan kepada siapakah hendak kita sembah. Yang mau dilakukan ialah “menyembah” Tuhan. Menyembah Tuhan berarti, kita mau merendahkan diri kita sendiri di hadapan Allah, mau menaruh Allah sebagai satu-satunya yang paling penting, yang kita cintai dan hanya kepadaNyalah saja pantas kita beri tempat di hati kita yang paling dalam. Dalam pandangan St. Fransiskus, hanya Tuhan Yesus Kristus saja yang pantas kita sembah.
Menyembah berarti juga mau menaruh segala kepercayaan kita kepadaNya. Tiada makhluk lain di dunia ini yang pantas kita beri kepercayaan melebihi kepercayaan kita kepada Tuhan Yesus Kristus. Itu berarti Tuhan Yesus Kristus menjadi pusat hidup kita, menjadi perhatian kita satu-satunya, dan menjadi yang paling kita cintai dalam hidup kita di dunia ini. Kalau penghayatan kita akan Tuhan, kita beri tempat di hati kita sebagai yang demikian penting, maka kita sebenarnya bersikap rendah hati. Bersikap rendah hati berarti kita menaggap diri kita ini tidaklah begitu penting, kalau dibandingkan dengan Tuhan Yesus Kristus.
Tuhan Yesus Kristus yang kita sembah adalah Sang penyelamat. Dialah Kristus, yang menentukan seluruh hidup kita. Menurut St. Fransiskus, gelar Kristus mau membuka hati, dan menunjukkan dari manakah dan ke manakah arah tujuan hidup kita ini. Semuanya itu akhirnya bermuara pada Tuhan kita Yesus Kristus. Oleh karena itu segala tindakan, aktivitas kita dan bahkan seluruh hidup kita, haruslah kita arahkan kepada satu-satunya arah, yakni Tuhan Yesus Kristus. Pada Dialah terdapat segalanya yang baik; pada dialah bermuara seluruh harapan, dan hanya pada Dialah keselamatan kita mendapat tempatnya.
Di sini dan di semua GerejaMu, yang ada di seluruh dunia
Bagi St. Fransiskus, menyembah Tuhan Yesus Kristus itu mendapat tempatnya yang tepat yakni di mana kita berada, dan secara khusus dalam gereja yang di seluruh dunia ini. Justru di dalam Gereja, sebagai tempat yang suci, kehadiran Tuhan dapat dirasakan, apalagi kalau di Gereja itu terdapat tabernakel tempat Tuhan Yesus disemayamkan. Dalam situasi yang demikian itu, kehadiran Tuhan yang nyata, benar-benar dirasakan.
Dalam Kitab Suci, kita memenyadari kehadiran Tuhan melalui Sabdanya; dalam doa, kita menyadari kehadiran Tuhan di dalam RohNya; dan di dalam sakramen Mahakudus, yang tersimpan di tabernakel itu, kita menyadari kehadiran Tuhan secara nyata dalam rupa Tubuh Kristus. Tubuh Kristus menjadi sangat bermakna dalam hidup ini, sebab hanya dengan Yesus Kristus itulah hidup kita bergantung, hidup kita mendapat artinya, dan kita dianggap oleh Tuhan sebagai yang penting juga.
St. Fransiskus mau menunjukkan kepada kita, di mana pun kita berada, terutama di dalam Gereja, yang terdapat Sakramen Maha kudus, kita harus menaruh hormat, sembah sujud dan penuh bakti mengarahkan hati kepada Tuhan. Tuhan yang mengundang kita bersikap demikian, dan kita pun menanggapinya dengan keyakinan yang teguh. St. Fransiskus telah memberikan contoh teladan yang baik untuk hidup kita, yakni menomor satukan Kristus di dalam hidup kita sehari-hari. Justru di dalam Gereja, hati kita terbuka, mengarah dan menuju hanya kepada Tuhan saja. Fransiskus mau mengajak seluruh dunia, agar di mana saja kita menyembah sujud kepada Kristus, terutama di dalam Gereja hati kita haruslah benar-benar tertuju dan terarah pada Tuhan Yesus Kristus saja. Kemuliaan Tuhan melebihi segalanya, dan keselamatan Tuhan menjadi jaminan kepada kita.
dan kami memuji Engkau
Menyembah Tuhan Yesus Kristus merupakan sikap hati kita. dan sikap hati itu baru akan sempurna kalau disertai dengan ucapan pujian syukur. Oleh karena itu
Kita memuji Tuhan, mau menunjukkan suatu sikap hati yang mau meluhurkan Tuhan dengan ucapan atau puji syukur. Orang yang bersyukur berarti orang yang menaruh hati kepada pihak lain, dan syukur menjadi begitu penting, kalau dialamatkan kepada Tuhan Yesus Kristus. Segala syukur dan pujian menjadi berarti hanya dalam Tuhan Yesus saja, tiada lain. dalam Yesus, puji dan syukur kita mendapat nilainya yang begitu mendalam, luhur dan mulia. Oleh karena itu, kalau kita mau memuji Tuhan, berarti kita seharusnya bersikap merendahkan diri, andap asor dan hanya mengharapkan Tuhan saja yang pantas disembah dan dimuliakan.
Memuji Tuhan juga berarti mau menerima Tuhan dalam kemuliaanNya, Tuhan di dalam keluhuranNya, dan Tuhan di dalam kediaanNya, yang mau memperhatikan kita hamba-hambanya ini. Memuji Tuhan mengajak hati kita semakin dekat denganNya, semakin mencintaiNya dan semakin mau dibimbing oleh kasihNya yang mulia itu. Terimakasih Tuhan atas kasihMu yang begitu tinggi kepada kami ini.
sebab Engkau telah menebus dunia dengan SalibMu yang suci
St. Fransiskus mau mengajak semua orang untuk memahami karya penebusan Tuhan melalui salib yang suci. Seluruh dunia ditebus oleh pengorbanan Kristus, justru melalui salib. Salib Tuhan itulah jalan yang ditempuhNya bagi kita, untuk penebusan dan penyelamatan kita.
Oleh karena itu, pantaslah kita bersyukur dan berterimakasih kepada Tuhan atas tindakanNya mau menyelamatkan kita itu. Tindakan Tuhan mau menyelamatkan kita dengan cara memikul salib, disalibkan dan wafat disalib, lalu bangkit dari kematianNya itu. Cara demikian ini bagi kita merupakan cara Tuhan berkarya, dan memperhatikan serta menyelamatkan kita semua. Cara Tuhan yang begitu ngeri, tetap merupakan cara yang ampuh dalam hidup kita. Tuhan telah mengorban diriNya bagi kita, apakah kita juga mau berkorban bagi Tuhan, bagi sesama kita dan bagi spapaun yang membutuhkan kita? Suatu pertanyaan yang pantas kita ajukan, kalau kita mau menghayati benar-benar apa yang telah dilaksanakan oleh Tuhan bagi hidup kita di dunia ini.
Penebusan Tuhan melalui salib mengajak kita bertindak solider siapapun, terutama kepada yang paling membutuhkan diri kita. Kita tidak boleh berpangku tangan dan malas-malas saja; akan tetapi kita harus mampu bertindak sebagaimana dicontohkan oleh Tuhan sendiri. Betapa hebat kasih sayang Tuhan kepada kita. Tuhan setia kepada kita dan janjiNya, demikian hendaklah kita setia akan Tuhan dan apa yang pernah kita janjikan kepadaNya.
Penutup
Doa St. Fransiskus “Kami menyembah Engkau” ini memberikan contoh teladan bagi kita, bagaimana kita harus bersikap terhadap Tuhan dan sesama di dalam hidup kita di dunia ini. Di mana pun dan kapanpun kita hendaknya menyembah Tuhan, yang telah menebus kita dengan salibNya yang suci. Kita harus merasa bahagia karenanya.
oleh: Martino Sardi, OFM
http://ofm.or.id/belajar-dari-sikap-dan-tindakan-fransiskus-bapa-ajarilah-kami-berdoa/
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam atau mengandung SARA.
Terima Kasih.