Minggu, 15 Januari 2012

Kebiasaan Orang Kristen

1.    Berhimpun pada hari Minggu.
Pada hari Minggu, umat kristen wajib berhimpun untuk Perayaan Ekaristi, atau untuk Perayaan Sabda (lihat KHK 1247-1248).

2.    Membaca Kitab Suci.
Karena Kitab Suci adalah sumber dan dasar iman kita.

3.    Melaksanakan Ibadat Harian.
Gereja telah mengembangkan Ibadat Harian, yakni ibadat pada jam-jam tertentu setiap hari : Ibadat Bacaan, Ibadat Pagi, Ibadat Siang, Ibadat Sore, Ibadat Penutup. Atau minimal Doa Pagi dan Doa Sore, untuk menguduskan seluruh hari dan seluruh kegiatan manusia (lihat PIH 11).

4.    Berdoa Bersama dalam Keluarga.
“Dimana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, disitu Aku ada di tengah-tengah mereka” (Mat 18:20).
Keluarga orang beriman adalah “Gereja Kecil”, janji Tuhan akan digenapi jika anggota keluarga berhimpun dalam nama Tuhan.

5.    Berdoa secara Pribadi.
“Jika engkau berdoa, masuklah kedalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada ditempat yang tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.” (Mat 6:6; KL 12).

6.    Terlibat dalam Kehidupan Jemaat setempat (Lingkungan, Stasi, Paroki).
Kita adalah Tubuh Kristus. Setiap anggota mempunyai tugas dan peran yang khas, yang tak tergantikan (1Kor 12:12-31).
Oleh karena itu jemaat ‘harus’ terlibat dalam semua segi kehidupan Gereja (Persekutuan, Liturgi, Pewartaan dan Pelayanan) dan ‘terikat’ dengan kejiban membantu memenuhi kebutuhan Gereja (KHK 222).

7.    Terlibat dalam Masyarakat.
Tuhan menghendaki kita menjadi garam dan terang dunia (Mat 5:13-16). Hendaklah sungguh terlibat dalam kegembiraan, dan harapan, duka dan kecemasan masyarakat, terutama yang miskin dan terlantar (GS 1) agar dapat mengamalkan amanat Yesus menggarami dan menerangi dunia.

8.    Berpuasa dan Berpantang.
Puasa adalah ungkapan Tobat dan merupakan ibadat penting. Masa Puasa resmi adalah masa Prapaskah, dan hari puasa resmi ditetapkan gereja hanya dua, yakni Rabu Abu dan Jum’at Agung. Disamping itu Gereja juga menyarankan umat untuk berpuasa secara pribadi pada hari-hari yang dipilihnya. Selain puasa, Gereja juga mempunyai kebiasaan berpantang yang dilakukan setiap hari ‘Jum’at’ sepanjang tahun, kecuali jika hari jum’at itu bertepatan dengan hari raya gerejawi (KHK 1251).
Selain itu gereja menetapkan pantang selama 1 jam sebelum kita menyambut Sakramen Mahakudus.

9.    Memeriksa Batin.
Pemeriksaan Batin : mengadakan renungan, mawas diri. Membantu kita semakin sadar akan kebaikan Allah dan membangkitkan penyesalan yang tulus atas dosa (PUTL 26).
Pemeriksaan Batin dilakukan setiap hari menjelang tidur, atau pada saat-saat khusus : retret, rekoleksi, Perayaan Ekaristi dll.

10. Mengaku Dosa dihadapan Imam.
Inti hidup kristen adalah bertobat : meninggalkan dosa dan kegelapan, lalu hidup sebagai anak-anak terang (Ef 5:8). Tobat berpuncak pada Pengakuan dan Pengampunan, disebut Rekonsiliasi atau pendamaian kembali dengan Allah dan dengan sesama warga.

Sumber : PS. No. 8

Sabda Bahagia
Mat 5:3-12

1. Berbahagialah orang yang miskin dihadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.
2. Berbahagialah orang yang berduka cita, karena mereka akan dihibur.
3. Berbahagialah orang yang lemah lembut karena mereka akan memiliki bumi.
4. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
5. Berbahagialah orang yang murah hati, karena mereka akan beroleh kemurahan.
6. Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
7. Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
8. Berbahagialah orang yang dianiaya, oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.
9. Berbahagialah kamu jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya, dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat.
10. Bersukacitalah dan bergembiralah, karena upahmu besar di surga.

Sumber : PS. No. 5

Amal Kasih
Mat 25:34-36.40; Tb 2:2-4

Yesus Kristus akan kembali sebagai raja dan hakim semua insan.
Karya amal dan kasih enjadi syarat penerimaan kita dalam dunia abadi.
Menurut Alkitab, karya amal kasih itu antara lain :

1. Memberi makan kepada orang yang lapar.
2. Memberi minum kepada orang yang haus.
3. Memberi perlindungan kepada orang yang asing.
4. Memberi pakaian kepada orang yang telanjang.
5. Melawat orang sakit.
6. Mengunjungi orang yang dipenjarakan.
7. Menguburkan orang mati.

Sumber : PS. No. 4

Lima Perintah Gereja

1. Rayakan hari raya yang disamakan dengan hari Minggu.
2. Ikutlah perayaan ekaristi pada hari Minggu dan hari raya yang diwajibkan, dan janganlah melakukan pekerjaan yang dilarang pada hari itu.
3. Berpuasalah dan berpantanglah pada hari yang ditentukan.
4. Mengaku dosalah sekurang-kurangnya sekali setahun.
5. Sambutlah Tubuh Tuhan pada Masa Paskah.

Sumber : PS. No. 7

Sepuluh Perintah Allah

Akulah Tuhan Allahmu,
1. Jangan menyembah berhala, berbaktilah kepada-Ku saja, dan cintailah Aku lebih dari segala sesuatu.
2. Jangan menyebut Nama Tuhan Allahmu dengan tidak hormat.
3. Kuduskanlah hari Tuhan.
4. Hormatilah ibu bapamu.
5. Jangan membunuh.
6. Jangan berzinah.
7. Jangan mencuri.
8. Jangan bersaksi dusta tentang sesamamu.
9. Jangan mengingini istri sesamamu.
10. Jangan mengingini milik sesamamu secaramu tidak adil.

Sumber : PS. No. 6

Sabtu, 07 Januari 2012

LITANI NAMA YESUS YANG TERSUCI

Tuhan, kasihanilah kami.  Tuhan, kasihanilah kami.
Kristus, kasihanilah kami.  Kristus, kasihanilah kami.
Tuhan, kasihanilah kami; Kristus, dengarkanlah kami.
Kristus, kabulkanlah doa kami.   

Allah Bapa di surga,            * Kasihanilah kami.
Allah Putera Penebus Dunia, *
Allah Roh Kudus, *
Allah Tritunggal Kudus, Tuhan Yang Maha Esa, *
Yesus, Hamba Allah, *
Yesus, Anak Daud, *
Yesus, Anak Manusia, *
Yesus, Anak Allah, *
Yesus, Nabi Agung, *
Yesus, Gembala yang baik, *
Yesus, Roti Hidup, *
Yesus, Terang Dunia, *
Yesus, Pokok Anggur, *
Yesus, Jalan, Kebenaran, dan Hidup, *
Yesus, Kebangkitan dan Hidup, *
Yesus, Hakim yang adil, *
Yesus, Anakdomba Allah, *
Yesus, Pengantara, *
Yesus, Imam Agung, *
Yesus, Anak Terkasih Bapa, *
Yesus, Anak Tunggal Allah, *
Yesus, Yang akan datang kembali, *
Yesus, Kegenapan janji Allah, *
Yesus,Citra Allah, *
Yesus, Putera Sulung, *
Yesus, Sang Sabda, *
Yesus, sungguh Allah sungguh Manusia, *
Yesus, Penyembah Ilahi, *
Yesus, Pintu Keselamatan, *
Yesus, Penyelamat dunia, *
Yesus, Raja Semesta, *
Yesus, Pengantin Gereja, *
Yesus, Rasul Utama, *
Yesus, Sang Terpilih, *
Yesus, Kristus, Sang Terurapi, *
Yesus, Awal dan Akhir, *
Yesus, Kepala Gereja, *
Yesus, Bintang Timur Cemerlang, *
Yesus, Tuhan yang mahakuasa, * 
Berbelas-kasihanlah kiranya, sayangilah kami, ya Yesus.
Berbelas-kasihanlah kiranya, kabulkanlah doa kami, ya Yesus. 

Dari segala kejahatan,                  ** Bebaskanlah kami, ya Tuhan.
Dari segala godaan, **
Dari segala dosa, **
Dari tipu daya setan, **
Dari nafsu percabulan, **
Dari kematian kekal, **
Dari kelalaian akan nasihat-Mu, ** 

Berkat penjelmaan-Mu,                 *** Selamatkanlah kami, ya Tuhan.
Berkat kelahiran-Mu, ***
Berkat masa muda-Mu, ***
Berkat segala karya-Mu, ***
Berkat segala sabda-Mu, ***
Berkat sengsara-Mu, ***
Berkat salib-Mu, ***
Berkat wafat dan pemakaman-Mu, ***
Berkat kebangkitan-Mu, ***
Berkat kenaikan-Mu ke surga, ***
Berkat kemuliaan-Mu, *** 

Anakdomba Allah yang menghapus dosa-dosa dunia, sayangilah kami.
Anakdomba Allah yang menghapus dosa-dosa dunia, kabulkanlah doa kami.
Anakdomba Allah yang menghapus dosa-dosa dunia, kasihanilah kami.
Yesus, dengarkanlah dosa kami.
Yesus, kabulkanlah doa kami. 

Marilah kita berdoa. (Hening)

Ya Allah, Bapa kami, Putera-Mu, Yesus Kristus telah bersabda: Mintalah maka kamu akan diberi, carilah maka kamu akan mendapat, dan ketuklah maka pintu akan dibukakan. Kami mohon, anugerahilah kami cinta ilahi yang kami dambakan, agar kami mencintai Engkau dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, dengan segenap akal budi, dan dengan segenap kekuatan.

Ya Allah, buatlah kami selalu hormat dan cinta akan nama Yesus yang suci, karena Ia selalu membimbing orang-orang yang telah Kauikat dalam cintakasih-Mu. Engkau takkan melepaskan dari pelukan cinta-Mu orang-orang yang mengakui Engkau dalam nama Putera-Mu. Sebab Dialah Tuhan, pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin. 

Sumber: PUJI SYUKUR No. 208. 

NAMA YESUS YANG TERSUCI DAN PERTEMPURAN BELGRADO [1456]

Pada hari ini, tanggal 3 Januari, segenap anggota keluarga Fransiskan memperingati secara khusus “NAMA YESUS YANG TERSUCI”. Rahasia dari Santo Fransiskus dari Assisi, Bapak Serafik kita – adalah bahwa dia mengasihi Allah dengan mengasihi ciptaan Allah – alam ciptaan; dan makhluk ciptaan Allah – manusia. Dia menyadari bahwa Allah yang Tak Berwujud dapat dicapai dalam karya-karya-Nya, dan bahwa sang Penyebab yang tak kelihatan dapat dilihat dalam efek-efek yang disebabkan-Nya, bahwa yang Spiritual dapat digambarkan dalam hal yang berwujud materi. Fransiskus menyadari bahwa seorang manusia bukanlah sekadar sebuah jiwa, melainkan sebuah jiwa yang menempati sesosok tubuh/badan. Melalui badanlah dan hanya melalui badan inilah jiwa dapat dicapai. Melalui indera-inderalah bahwa pikiran seorang manusia dapat diajar, dan melalui perasaan-perasaannyalah hatinya dapat dipimpin.

Fransiskus dan Nama Yesus yang Tersuci. Barangkali contoh yang paling baik dari sentuhan Santo Fransiskus pada hati manusia melalui indera-inderanya adalah dramatisasinya di Greccio perihal peristiwa kelahiran Yesus. Dan di sini – di Greccio – dia tidak hanya menunjukkan kasih-Nya yang lemah lembut bagi Allah-Manusia, Sang Juruselamat yang masih anak bayi itu; melainkan juga pada Nama-Nya yang tersuci, Nama di atas segala nama, YESUS. Beato Thomas dari Celano mencatat, bahwa seringkali bilamana Kristus hendak disebutnya “Yesus”, maka karena cintakasih-Nya yang sangat berkobar-kobar, disebutnya “Kanak-kanak dari Betlehem”, dan ketika dia mengucapkan kata “Betlehem”, maka terdengar seperti domba yang mengembik. Ketika dia menyebut “Kanak-kanak Betlehem” atau “Yesus”, maka lidahnya menjilat-jilat bibirnya dan menelannya seakan itu madu yang memberikan kemanisan (lihat 1Cel 86). Devosinya kepada “Nama Yesus yang Tersuci” diwujudkan oleh Fransiskus dalam banyak cara. Fransiskus mengusir roh jahat dalam Nama Yesus, misalnya ketika dia mengusirnya dari dalam diri seorang perempuan di kota San Gemini: “Dalam nama Tuhan Yesus Kristus,  kuperintahkan  kamu dalam ketaatan yang suci, hai roh jahat, untuk keluar dari perempuan ini, dan jangan berani mengganggu dia lagi” (1Cel 69). Ketika seorang saudara pada suatu hari bertanya kepadanya, mengapa dia rajin mengumpulkan kertas-kertas yang berisikan tulisan, walaupun hasil kerja orang kafir, maka Fransiskus menjawab: “Nak, karena di dalamnya terdapat huruf-huruf, yang daripadanya dapat disusun Nama termulia Tuhan Allah” (1Cel 82).

Dengan demikian, tidak mengherankanlah apabila di kemudian hari  para pengikut Fransiskus mengkhotbahkan perlunya praktek devosi kepada “Nama Yesus yang Tersuci”. Ada cukup banyak cerita tentang praktek kesalehan para saudara dina sehubungan dengan devosi ini, misalnya  Santo Antonius dari Padua [+ 1231];  Gilbert dari Tournay atau Guilbert von Doornik [+ 1284]; Santo Ludovikus (Louis) dari Anjou [+1299], uskup di Toulouse; Ubertino dari Casale [+ 1329-41]; Santo Bernardin dari Sienna [+ 1444];  Beato Simon dari Lipnika [+ 1490]; Beato Bernardin dari Feltre [+ 1494]; Bernardin de Bustis dari Milano [+ 1500]; Santo Yakobus dari Marka [+1476] dan banyak lagi. 

Yang ingin saya kedepankan dalam kesempatan ini adalah seorang murid dan sahabat Santo Bernardin dari Sienna, dan seorang pengkhotbah ulung pada zamannya: Santo Yohanes dari Capistrano [1456]. Orang kudus ini terlibat dalam pertempuran Belgrado pada tahun terakhir kehidupannya di dunia ini, dan peranan “Nama Yesus yang Tersuci” sangat signifikan dalam pertempuran tersebut. Malah hasil pertempuran itu melestarikan budaya Kekristenan di dunia Barat (Eropa).

Yohanes dari Capistrano dan Pertempuran Belgrado. Pada tahun 1453 Sultan Mohammad II menaklukkan dan merebut Konstantinopel (Istanbul). Sultan ini berketetapan hati “mempertobatkan” orang-orang Kristiani di Barat untuk memeluk agama Islam. Objektif Muhammad II yang pertama adalah Jerman. Ia telah sampai ke negeri Hungaria dan bersama pasukannya maju menuju benteng kota Belgrado. Tampaknya sedikit saja harapan bagi Hungaria untuk dapat bertahan. Namun di Jerman ada Yohanes dari Capistrano. Dia membangkitkan semangat para pangeran dan rakyat-kebanyakan untuk melawan musuh yang menyerbu. Paus Kallistus II memaklumkan perang melawan orang-orang Turki pimpinan Mohammad II seraya menunjuk Yohanes dari Capitstrano untuk mempromosikan ‘perang’ itu lewat khotbah-khotbahnya.

Pada waktu itu Yohanes sudah berumur 70 tahun dan kondisi fisiknya sudah banyak menurun karena terguras oleh kerja kerasulan yang keras dan hidup mati-raga yang tidak main-main. Dia kelihatan seperti orangtua yang terdiri dari kulit dan tulang saja. Namun orang kudus ini membuktikan bahwa dirinya masih gesit sebagai pesuruh Kristus. Dia melakukan perjalanan PP antara Jerman dan Hungaria secara intens, mengumpulkan para sukarelawan untuk maju berperang melawan musuh Kekristenan pada masa itu. Dengan pasukan yang berhasil dikumpulkan, dia kemudian berangkat menuju Belgrado guna membantu pasukan di bawah komando Jenderal Hunyadi yang sedang bertahan di sana.


Benteng kota Belgrado sudah dikepung oleh beribu-ribu pasukan Ottoman Turki, tetapi kenyataan ini tidak membuat Yohanes menjadi takut samasekali. Dengan penuh keyakinan akan nama Yesus yang kudus (IHS)[1] dan gambaran salib yang tertera pada panji-panji pasukannya, dan acapkali menyerukan nama terkudus Tuhan secara keras, Yohanes bersama-sama pasukan yang dipimpinnya maju terus melawan pasukan musuh yang sepuluh kali lebih kuat daripada pasukan Kristiani secara keseluruhan. Kuasa Tuhan dimanifestasikan dalam pertempuran Belgrado itu. Pasukan Kristiani berhasil mencapai kemenangan gilang-gemilang pada hari Pesta Santa Maria Magdalena, 22 Juli 1456. Ini adalah mahkota dari segala kegiatan kerasulan Yohanes dari Capistrano.

Pada masa itu sebenarnya dunia Kekristenan sedang mengalami keretakan. Para pangeran lebih memilih untuk menyibukkan diri dengan berbagai pertengkaran kecil di antara mereka sendiri daripada memikirkan nasib peradaban dunia barat. Pada saat itu pusat Gereja di Roma baru saja mulai memperoleh kembali prestisenya setelah sekian lama mengalami keterpurukan yang disebabkan oleh Skisma Barat besar, di mana Hungaria berfungsi sebagai titik kontak utama. Sekarang Hungaria menjadi saksi dari desersi yang memalukan sang Raja dan seisi istananya di hadapan pihak musuh yang sedang mengepung.

Pada tanggal yang menentukan itu, 22 Juli 1453, pasukan Islam dikalahkan secara menentukan, walaupun mereka memiliki berbagai keuntungan apabila dibandingkan dengan pasukan Kristiani: (a) moral tinggi mereka karena kemenangan berturut-turut dalam berbagai pertempuran sebelumnya; (b) kesatuan dan persatuan; (c) jumlah pasukan yang superior; (d) persiapan yang direncanakan dengan baik dan secara metodikal. Pasukan Kristiani terdiri dari 4.000 pasukan kavalri dibantu oleh pasukan “gado-gado” yang terdiri dari pekerja tangan, petani, rahib, pertapa dan pelajar/mahasiswa, yang praktis tidak terlatih sebagai tentara dan diperlengkapi dengan “persenjataan gado-gado” pula, yang terdiri dari kapak sampai garpu rumput. Mereka harus menghadapi serbuan dari pasukan tentara terlatih pimpinan Muhamad II yang berjumlah sekitar 100.000 orang.

Kemenangan pasukan Kristiani bukanlah sekadar capaian manusia. Ada tangan-tangan Allah yang ikut campur dalam pertempuran itu. Pengamatan ini tidak hanya dikemukakan oleh para saksi, Santo Yohanes dari Capistrano sendiri dan Yohanes dari Tagliacozzo, melainkan juga dari banyak orang lain yang terlibat dalam peristiwa itu. Keberhasilan pasukan Kristiani melampaui segala ekspektasi semua orang, kecuali sedikit orang yang menempatkan pengharapan mereka pada Allah, dalam kuasa “Nama Yesus yang Tersuci”.

Pertempuran Belgrado dilaksanakan oleh pasukan Kristiani dalam “Nama Yesus”. Pasukan Kristiani yang berjaya itu menggantungkan diri tidak hanya pada kekuatan persenjataan mereka, melainkan juga pada sebuah NAMA yang adalah milik Sang Mahakuasa sendiri. Fakta ini didukung oleh testimoni-testimoni yang hampir tidak berkesudahan. Jadi, bukanlah tanpa alasan apabila ada tradisi yang menggambarkan Santo Yohanes dari Capistrano yang sedang membawa panji-panji NAMA KUDUS. Manakala Yohanes dari Capistrano berbicara dengan pasukan Kristiani yang beraneka ragam itu, dia harus mengandalkan bantuan seorang penerjemah, namun ada sebuah NAMA, yang diketahui dan dikenal oleh mereka semua. Walaupun tidak semua memahami makna NAMA itu dengan kedalaman yang sama, mereka tahu sekali bahwa NAMA itu sangat dihormati oleh “orang kudus tua” yang menyemangati mereka dengan efektif dalam pertempuran itu.

Perjumpaan Yohanes dari Capistrano dengan Saudari Maut (badani). Tidak lama kemudian “panglima tua-renta” itu jatuh sakit dan berjumpa dengan Saudari maut (badani) di biara Fransiskan di Illok, Hungaria pada tanggal 23 Oktober. Dia meninggal dunia karena infeksi yang disebabkan virus dan/atau bakteri yang berasal dari mayat-mayat yang begitu banyak bergelimpangan di medan pertempuran Belgrado. Yohanes dari Capistrano dikuburkan di kota kecil Villach, Hungaria. Pada batu nisannya ada tulisan kurang lebih seperti berikut: “Di sini dikuburkan Yohanes yang lahir di Capistrano, seorang laki-laki yang pantas untuk dipuji, pembela dan promotor iman, penjaga Gereja, pelindung penuh semangat dari ordo-nya, sebuah perhiasan bagi seluruh dunia, pencinta kebenaran dan keadilan, cermin kehidupan, pembimbing paling pasti dalam doktrin, dipuji-puji oleh lidah-lidah yang tak  terhitung jumlahnya, sekarang dia terberkati di dalam surga.” Sebuah catatan panjang yang memang pantas diterima oleh orang kudus dari Capistrano ini. Banyak sekali terjadi mukjizat setelah hari kematiannya. Yohanes dari Capistrano dibeatifikasikan pada tahun 1694 dan dikanonisasikan  pada tahun 1724. Peradaban dunia barat yang Kristiani terpelihara berkat keterlibatan orang kudus ini dalam Pertempuran Belgrado.