Jumat, 26 Agustus 2011

St. Ludovikus IX, Pelindung OFS


Dosa dan kusta. 
Raja Ludovikus IX (Louis IX) tidak pernah melupakan pendidikan masa mudanya. Sahabat dan penulis riwayat hidupnya, Sieur de Joinville yang menemaninya pada waktu perang salib yang ketujuh ke Tanah Suci, menulis bahwa pada suatu kesempatan Raja bertanya kepadanya “Apa itu Allah?” Joinville menjawab, “Sri Paduka Raja, (Allah) itu adalah sesuatu yang begitu baik sehingga tidak ada sesuatu pun yang lebih baik.” “Baik,” kata Raja, “sekarang katakanlah kepadaku, apakah anda lebih suka menjadi seorang penderita kusta atau melakukan satu dosa berat?”

Pemandangan orang-orang kusta yang suka berkeliaran sepanjang jalan-jalan di Eropa pada abad pertengahan dapat mendorong suatu nurani yang sensitif untuk mengajukan pertanyaan seperti itu. “Saya lebih suka membuat 30 dosa besar, daripada menjadi seorang kusta” jawab Joinville dengan terus-terang. Ludovikus kemudian bertukar pikiran dengan Joinville secara serius karena Joinville menjawab begitu. Ludovikus berkata: “Apabila seseorang mati, dia disembuhkan dari kusta yang diderita pada tubuhnya, akan tetapi apabila seseorang yang telah berbuat suatu dosa berat mati, dia tidak dapat mengetahui dengan pasti bahwa pada waktu hidupnya dia telah menyesali dan bertobat atas dosanya itu dan bahwa Allah telah mengampuninya, dengan demikian dia harus merasa jauh lebih takut karena kusta dosa itu kekal-abadi seperti Allah dalam Firdaus adalah kekal-abadi.” 

Raja yang suci. Raja Ludovikus IX mencintai khotbah-khotbah, dia mendengar Misa dua kali sehari, dan ketika melakukan perjalanan dia dikelilingi oleh imam-imam yang mendaras ibadat harian. Walaupun dia merasa berbahagia ditemani imam-imam dan orang-orang bijak dan berpengalaman lainnya, dia tidak ragu-ragu untuk melawan rohaniwan/pimpinan Gereja bilamana yang bersangkutan menunjukkan ketidakpantasan. 

Pesta dan acara yang biasa dilakukan pada saat pengangkatan ksatria-ksatria baru dirayakan dengan penuh kemegahan, namun Ludovikus melarang dilakukannya hal-hal yang berbahaya dari segi moral di dalam istananya. Ia tidak memperkenankan kecabulan atau kata-kata tidak senonoh. Joinville menulis, “Saya sudah menemani Raja selama 22 tahun dan saya tidak pernah sekali pun mendengar dia mengucapkan sumpah, baik demi Allah, atau demi Bunda-Nya, atau demi para kudus-Nya. Saya bahkan tidak mendengar dia menyebut nama Iblis, kecuali kalau dia menemukan nama itu pada saat membaca dengan suara keras, atau ketika mendiskusikan apa yang baru saja dibacanya.” Seorang Dominikan yang mengenal Ludovikus dengan  baik menyatakan, bahwa dia belum pernah mendengar sang Raja berbicara buruk mengenai siapa saja.  

Pada waktu didesak untuk menghukum mati anak laki-laki dari Hugh de la Marche yang memberontak, raja tidak mau melakukannya, dia berkata, “Seorang putera tidak dapat menolak perintah-perintah ayahnya.” 
Lebih baik mati daripada … Raja Ludovikus IX memilih untuk tetap menjadi tawanan orang-orang Sarasin (Muslim), yang berarti juga kehilangan kerajaannya dan bahkan nyawanya, daripada murtad. Baginya tidak ada kehilangan/kerugian materi apa pun yang dapat dibandingkan dengan kehilangan Allah. 

Setiap penderitaan di dunia dapat ditanggung apabila kita berada dalam rahmat Allah, malah menjadi terasa manis bilamana kita menanggungnya karena kita tidak ingin melukai hati Allah. Sebaliknya, apabila kita memilih untuk melukai hati Allah agar dapat menghindar dari penderitaan materi berarti diri kita ke dalam penderitaan paling berat.“Kejahatanmu akan menghajar engkau, dan kemurtadanmu akan menyiksa engkau!”(Yer 2:19). 

Setiap hari Raja Ludovikus IX menerima 13 orang tamu istimewa dari antara orang-orang miskin untuk makan bersamanya, dan banyak orang miskin lainnya dilayani makan di dekat istananya. Selama masa Adven dan Prapaskah, semua orang yang datang akan diberikan makanan dan sering Raja Ludovikus IX sendiri yang melayani mereka secara pribadi. Raja menyimpan daftar-daftar orang-orang yang membutuhkan bantuan, yang secara teratur ditolongnya, di setiap provinsi kerajaannya. 









0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam atau mengandung SARA.
Terima Kasih.