Minggu, 26 Juni 2011

Seorang Fransiskan di Amerika Serikat, yaitu Pater Marion Habig OFM, mencoba membuat ringkasan atau semacam ikhtisar dari “Anggaran Dasar dan Cara Hidup Ordo Fransiskan Awam” (AD OFS), khususnya yang berkaitan dengan pokok-pokok yang termuat dalam Fasal II “Cara Hidup”.

Terjemahan di sini dilakukan sedapat mungkin dengan menggunakan kata-kata Indonesia yang sudah dipakai dalam AD OFS. Di belakang setiap butir ditambahkan nomor artikel AD OFS  yang bersangkutan. 

Ikhtisar itu terdiri dari 16 (enam belas) butir sebagai berikut : 

1.     Ikutilah contoh yang diberikan oleh Santo Fransiskus dari Assisi, yang membuat Kristus sebagai penjiwa dan poros kehidupannya dihadapan Allah serta sesama (artikel 4). 

2.     Carilah pribadi Kristus yang hidup dan aktif di dalam diri Saudara-saudarimu, di dalam Kitab Suci, di dalam Gereja dan di dalam perayaan-perayaan liturgis (artikel 5). 

3.     Pergilah sebagai saksi-saksi dan alat-alat perutusan Gereja di tengah-tengah manusia, sambil mewartakan Kristus dengan cara kehidupanmu dan kata-katamu (artikel 6). 

4.     Sesuaikanlah pikiran-pikiranmu dan perbuatan-perbuatanmu dengan pikiran-pikiran dan      perbuatan-perbuatan Kristus dengan cara pertobatan batiniah secara radikal yang disebut dalam Injil sebagai “conversio” (artikel 7). 

5.     Bergabunglah dalam doa-doa liturgis dalam salah satu bentuknya yang dianjurkan Gereja, supaya dengan demikian menghidupkan kembali misteri-misteri kehidupan Kristus (artikel 8). 

6.     Ungkapkanlah cinta kasihmu yang berkobar-kobar kepada Santa Perawan Maria dengan meniru penyerahan dirinya yang utuh dan dengan berdoa secara sungguh-sungguh dan penuh kepercayaan (artikel 9). 

7.     Dengan setia penuhilah tugas kewajiban yang layak bagi keadaan kehidupan yang kau hadapi, meski dalam kesulitan-kesulitan dan pengejaran-pengejaran sekalipun (artikel 10). 

8.     Carilah suatu semangat yang cocok guna melepaskan diri dari barang-barang duniawi dengan menyederhanakan kebutuhan serta keperluan-keperluan materiilmu dan murnikanlah hatimu dari setiap kecenderungan serta kerinduan akan  kepemilikan dan kekuasaan (artikel 11). 

9.     Perolehlah kemurnian hati karena panggilan yang telah kau rangkul dan jadikanlah dirimu bebas untuk mengasihi Allah dan Saudara-saudarimu (artikel 12).

10.   Terimalah semua orang sebagai suatu pemberian Tuhan, dan berjuanglah untuk menciptakan bagi orang-orang kecil pelbagai kondisi  kehidupan yang pantas bagi orang yang telah ditebus oleh Kristus (artikel 13).

11.   Bersama dengan semua orang yang berkehendak baik, bangunlah dunia yang lebih bersifat persaudaraan dan Injili sehingga Kerajaan Allah dapat diwujudkan dengan lebih efektif (artikel 14).

12.   Tampillah di barisan depan dalam memajukan keadilan lewat kesaksian kehidupan manusiawimu dan inisiatif-inisiatifmu yang berani (artikel 15).

13.   Hargailah pekerjaan sebagai suatu karunia dan sebagai partisipasi dalam penciptaan, penebusan dan pelayanan terhadap umat manusia (artikel 16).

14.   Dalam keluargamu, tanamlah semangat kedamaian Fransiskan, kesetiaan dan rasa hormat terhadap kehidupan sambil berusaha untuk membuatnya sebagai suatu tanda dari sebuah dunia yang sudah diperbaharui dalam Kristus (artikel 17).

15.   Taruhlah rasa hormat terhadap semua mahluk ciptaan yang bernyawa maupun tidak bernyawa, dan berusahalah untuk menghindar dari godaan untuk mengeksploitasi ciptaan, menuju kepada konsep Fransiskan perihal persaudaraan universal (artikel 18).

16.   Carilah jalan untuk tercapainya persatuan dan kerukunan persaudaraan melalui dialog-dialog dan berusahalah untuk membawa kegembiraan dan harapan bagi orang-orang lain (artikel 19). 


Sebagai catatan penting, ke-16 butir diatas baik untuk dipelajari dan diingat, tetapi bukan berarti menggantikan AD OFS  itu sendiri. 

MARI KITA BELAJAR DARI SANTO YOHANES MARIA VIANNEY (1786-1859)
(Orang Kudus Pelindung para Imam Paroki, anggota Ordo Ketiga Santo Fransiskus) 

“Sebuah rumah yang didirikan di atas Kayu Salib tidak akan  takut pada angin, hujan, atau pun badai.”  (Tentang Penderitaan)

“Ah! Kalau saja kita mempunyai mata malaikat untuk melihat Tuhan kita Yesus Kristus hadir di Altar dan memandang kita,  betapa kita harus mengasihi-Nya!” (Katekismus tentang Kehadiran Riil)

“Setiap pagi kita harus mengatakan: “Allah-ku, utuslah Roh Kudus-Mu untuk mengajarkan kepadaku siapakah aku dan siapakah Dikau!” (Katekismus tentang Roh Kudus) 

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam atau mengandung SARA.
Terima Kasih.